Rabu, 23 Oktober 2013

Tuhan Masih Melindungi: Sekolah itu Selamat dari Kebakaran

KETIKA Senin (21/ 10) malam itu Sumardi, pegawai Tata Usaha SMA Negeri 3 Karimun yang bertempat tinggal tidak jauh dari sekolah menelpon saya untuk memberitahukan bahwa MCB sekolah terbakar, saya tidak terlalu berpikir macam-macam. "Pak, MCB listrik sekolah terbakar. Mungkin korsleting," katanya melalui telpon. Saya hanya menanyakan keadaan sekolah. Kata Sumardi tidak apa-apa. Lampu sudah dimatikan semua.


Besoknya (Selasa, 22/ 10) ketika saya sampai ke sekolah dan melihat dinding tempat terpasangnya MCB itu sudah hangus dan hitam, bahkan hitamnya sudah sampai ke loteng, barulah saya kaget. Ternyata gedung yang baru saja selesai direhab itu hampir saja ludes dilalap si jago merah. Jika saja Ery, seorang pesuruh sekolah itu terlambat datang ke sekolah, bisa jadi gedung yang terdiri dari ruang TU, ruang Kasek dan ruang Majelis Guru itu hangus semuanya.

Menurut Ery, dia datang ke sekolah karena lampu mati di rumahnya. Dia tahu lampu di rumahnya itu ditarik dari sekolah. Tentu saja dia berpikir 'mungkin lampu sekolah mati' dan dia cepat melihat sekolah. Maksudnya tentu melihat meteran atau MCB listrik itu. Kalau terjatuh, tentu dinaikkan kembali. Tapi dia terkejut, ternya api sudah menyala di dinding tempat trerpasangnya MCB itu. Spontan dia berlari ke rumah penduduk dan tanpa permisi langsung dia masuk ke rumah orang itu untuk mendapatkan air. Lalu dia menyiramkan air itu ke dinding yang berapi. Barulah api itu padam.

Ketika dia bercerita bagaimana dia terkejut melihat api dan spontan mengambil air di rumah penduduk tanpa permisi ke tuan rumah, dia merasa bersalah sendiri. Tapi setelah dia ceritakan kedpada tuan rumah itu, akhirnya tuan rumah itu tidak jadi marah. Dan sesudah api padam itulah dia baru memberitahukan kepada Sumardi, pegawai TU yang tinggal tidak jauh dari sekolah.

Melihat jejak api (asap) di sekitar MCB itu, rasanya memang hanya karena pertolongan Tuhan sajalah sekolah itu masih bisa selamat. Bayangkan, jika Ery terlambat sedikit saja melihat lampu ke sekolah, lalu api menyambar loteng yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar, bisa jadi api akan menjalar ke kayu dia atasnya. Dan akan hanguslah gedeung sekolah itu.

Tapi syukurnya, Tuhan masih memberikan perlindungan-Nya kepada sekolah itu. Dan hanya hangus sedikit saja. Dan yang harus diganti hanyalah kabel dan beberapa peralatan listrik saja. Dinding dan loteng yang hitam oleh asap, dapat dicat kembali. Tapi dugaan bahwa rehab yang baru dilakukan beberapa bulan itu kemungkinan menjadi penyebabnya, boleh juga ditelusuri. Konon pemasangan instalasi ulang oleh kontraktor waktu itu tidak sesuai dengan ketentuan. Semoga kontraktornya berkenan melihat dan memeriksa kembali pekerjaannya itu.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...