Jumat, 08 Februari 2013

Bertemu Pak Menteri di Siang Hari

SAYA tak membayangkan kalau saya akan bisa bertemu Pak Menteri. Apalagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh yang selama ini hanya ditonton wajahnya di televisi saja. Kini, saya benar-benar bertemu dengannya. Bahkan saya dapat bersalaman dengannya.


Siang Selasa (05/02/13) itu saya kebetulan berjalan-jalan di halaman gedung Kemdikbud, Senayan Jakarta. Hari itu saya memang sedang ada urusan di kantor kebanggaan warga pendidikan itu. Pukul 11.15 siang itu saya sudah sampai di halaman kantor setelah menempuh perjalanan macet dari Bandara Sukarno- Hatta.

Dengan ditemani Antoni (murid saya di SMA Negeri Tanjungbatu, 20-ana tahun lalu) saya sesampai di kantor langsung naik ke lantai lima gedung C. Di situlah Biro Kepagawaian berkantor. Di situ pula urusan-urusan guru khususnya masalah kenaikan pangkat Golongan IV/ A ke atas diselesaikan.

Setelah mendapat penjelasan dari salah seorang pegawai Biro Kepagawaian yang meminta saya datang (naik) kembali pada pukul 13.00 (sehabis istirahat makan siang) maka kami untuk sementara waktu turun kembali ke lantai bawah. Makan siang sebentar, saya dan Toni berjalan-jalan di sekitar halaman gedung bertingkat 20 itu.

Pada saat itulah Antoni memberi tahu saya, kalau beberapa meter di sebelah kami berjalan ada Menteri Pendidikan yang juga sedang berjalan kaki. Saya lihat sebelah kaki celananya masih terlipat. "Mungkin habis solat," kata saya dalam hati.

Tanpa ba bi bu, saya spontan mendekat ke arah Pak Menteri. Saya sudah kenal betul wajah orang nomor satu di Kemdikbud itu. Di samping dia  pernah datang ke Karimun (ketika masih sebagai rektor ITS) wajahnya juga senantiasa menghiasi layar kaca, televisi. Jadi, saya memang yakin kepada informasi Antoni tadi.

Setelah mendekat, saya mengulurkan tangan saya: mau bersalam. Syukurlah, Pak Menteri mau menyambut uluran tangan saya. Saya pegang erat tangan kekarnya. "Dari mana?" tanyanya. Saya menjawab dari Karimun, sambil menunjuk ke badge di lengan kiri baju saya. Pada siang itu saya memang masih menggunakan seragam Pemda Karimun yang saya pakai sedari Batam paginya.

"Urusan apa di sini?" Pak Menteri kembali bertanya. hanya berdiri beberapa detik saja, menurut saya. ketika saya menjawa, "Urusan naik pangkat" dia hanya mendengar sambil melangkah. Dia tersenyum sambil bertanya sekali lagi, "Sudah golongan berapa?"

Dengan sedikit malu-malu saya menyebut golongan IV/ B. Dia pun sudah agak jauh dari saya. Hanya sebentar saja kami bersama. Tapi rasanya sudah cukup bagi saya untuk merasa bahagia. Pak menteri dua orang yang mengiringinya terus menuju ke kantor di depan sana. Tentu saja dia kembali ke ruang kerjanya. Ah, lumayan, kata saya dalam hati. Berjumpa Pak Menteri di siang hari walaupun itu tidak disengaja.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Merasa tak Diawasi

Tersebab tak merasa diawasi Aku bisa melakukan apapun yang aku kehendaki Merasa tak ada yang melihat gerak-gerik Aku melakukan apa saj...